From 8 a.m. to 11 p.m.
Catálogo

Covid-19 dan Dunia Digital: Akankah Menjadi Pilihan untuk Gaya Hidup Baru?

Artikel diperbarui pada 5 Juni 2023

Hingga bulan kelima di tahun 2021, Covid-19 masih menjadi momok yang meresahkan masyarakat di berbagai bagian dunia. Walaupun kini ketakutan masyarakat akan Covid-19 jelas lebih berkurang dibanding bulan yang sama di tahun sebelumnya, tapi tetap saja banyak keterbatasan pergerakan masyarakat dikarenakan pandemi Covid-19 tidak bisa dipungkiri lagi.

Walaupun sudah banyak masyarakat yang abai, seperti di negara kita sendiri, terjadinya fenomena buka bersama atau bukber dan juga berburu takjil, yang membuat banyak masyarakat berkerumun di titik-titik tertentu, Covid-19 masih membayang-banyangi kehidupan kita. Bahkan lonjakan kasus-kasus baru seperti tsunami Covid-19 yang terjadi di India belakangan ini, mau tak mau membuat pemerintah Indonesia menurunkan larangan untuk pulang ke kampung halaman atau mudik, larangan kegiatan buka puasa bersama, hingga larangan kegiatan Open House/Halal Bihalal selama Idul Fitri 2021. Pelarangan ini tak lain dan tak bukan adalah agar hal-hal yang tidak diinginkan seperti lonjakan kembali kasus Covid-19 tidak terjadi di Indonesia setelah masa Ramadhan dan Idul Fitri berakhir.

Namun pandemi tetaplah pandemi. Masih banyak berbagai kegiatan masyarakat yang dilakukan secara online, mulai dari sekolah, kuliah, bekerja, hingga berbagai elemen kegiatan kecil seperti berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari. Berkegiatan secara online tak ayal membentuk pola pikir masyarakat untuk mengandalkan dunia digital dalam kegiatan sehari-harinya.

 

Kegiatan online akibat COVID-19

 

Berbagai e-commerce kebanjiran pelanggan. Para pengajar yang dulunya tidak mengenal apa itu Zoom, Google Meet, dan aplikasi sejenis, saat ini mau tak mau harus belajar menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut agar bisa melakukan pembelajaran secara online. Bahkan kegiatan-kegiatan seperti reuni, family gathering, arisan, dan kegiatan sejenis lainnya pun saat ini dilakukan secara online.

 

Aplikasi meeting secara daring

 

Kita tak bisa memungkiri, bahwa living online saat ini sudah menjadi gaya hidup kita, karena hal-hal mendasar dalam hidup saat ini bergantung pada dunia digital. Seperti yang dilansir dari bisnis.com, bahwa selama tahun 2020, Indihome berhasil menambahkan 1,01 juta ke dalam daftar pelanggannya sehingga total jumlah pelanggan mereka menjadi 8,02 juta. Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan masyarakat Indonesia akan internet dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya semakin berkembang pesat.

Walaupun tentu saja, dijumpai berbagai kasus di mana masih banyak elemen-elemen masyarakat seperti siswa maupun guru yang tidak memiliki akses internet sehingga tidak dapat mengikuti ataupun menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang memadai. Hal ini didukung oleh berita dari cnnindonesia.com yang menggaris bawahi perkataan dari Kemendikbud bahwa ada 12 ribu sekolah di Tanah Air yang tidak memiliki akses internet, dan 48 ribu sekolah dengan akses internet yang buruk di berbagai penjuru daerah.

Hal ini tentu saja membuat berbagai provider berlomba-lomba untuk menyediakan internet yang memadai bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Ini bisa dilihat dari bermunculan berbagai pilihan paket yang dikhususkan untuk pembelajaran. Selain itu juga bermunculan berbagai pilihan untuk internet rumah yang bisa digunakan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti work from home, school from home, maupun kebutuhan akan dunia hiburan. Hal ini juga yang mendorong Choosers Club untuk meluncurkan situsnya yakni choosers.club. Melalui Choosers Club, masyarakat dapat membandingkan berbagai pilihan provider yang terdapat di kotanya, baik itu untuk operator seluler, provider internet rumah, maupun provider internet satelit. Informasi yang disuguhkan juga sangat lengkap, mulai dari pilihan paket, harga, informasi mengenai paket yang ditawarkan, beserta syarat dan ketentuannya.

Pandemi Covid-19 membuat berbagai pihak terdorong untuk menjadi lebih kreatif agar bisa membantu masyarakat agar tetap melakukan kegiatan sehari-harinya dengan baik. Selain itu, setelah hampir selama setahun penuh melakukan berbagai jenis kegiatan secara online, tentunya banyak dari kebiasaan-kebiasaan online tersebut yang membuat manusia berada di antara dua pilihan: apakah berkegiatan secara online bisa menjadi pilihan untuk mereka kedepannya, atau apakah berkegiatan secara online ini sebaiknya ditinggalkan saja di belakang, bersama pandemi Covid-19, ketika semuanya sudah berakhir?

Work from Home

Pandemi Covid-19 telah memicu popularitas fenomena work from home yang mulai dikenal secara luas. Sebagai respons terhadap penyebaran virus, perusahaan dan organisasi di seluruh dunia telah mengadopsi cara ini sebagai salah satu langkah untuk membatasi penyebaran Covid-19. Pada dasarnya, konsep bekerja tanpa harus berada di kantor atau work from home telah ada sebelum wabah Covid-19, terutama dalam beberapa profesi yang tidak membutuhkan kehadiran fisik di lokasi kerja. Dengan adanya kemajuan teknologi, konsep kerja ini semakin terbantu dan terfasilitasi. Meskipun demikian, dampak dari konsep kerja ini dapat bersifat positif maupun negatif bagi masyarakat.

 

Berkerja dari rumah menggunakan internet

 

Beberapa dampak positif dari work from home di antaranya adalah: 

Lebih produktif, karena jika bekerja dari rumah, waktu yang dihabiskan untuk bersiap-siap di pagi hari, perjalanan ke kantor, hingga bercakap-cakap dengan rekan kerja menjadi terpangkas, dan hal itu menyebabkan akan bertambahnya waktu bagi para pekerja untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka. 

Selain itu, tak bisa dipungkiri bahwa work from home membuat para pekerja bisa menghemat pengeluarannya, dikarenakan mereka tidak harus mengeluarkan uang untuk biaya transportasi, atau pun biaya untuk makan siang di kantor. Bagi pekerja yang berdomisili di luar daerah, maka mereka tidak harus menghabiskan uang untuk membayar biaya kos atau sewa rumah bulanan. Karena tidak peduli seberapa jauh jarak tempat tinggal mereka dengan kantor, mereka tetap bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. 

Bekerja dari rumah pun dapat dikatakan sangat nyaman dan fleksibel, karena tidak ada dresscode tertentu yang harus digunakan, hanya jika ada online meeting dan ada kewajiban mengaktifkan web camera serta dresscodenya memang ditentukan. Namun selebihnya, para pekerja bahkan dalam piyama mereka bisa tetap menyelesaikan pekerjaannya. Bekerja dari rumah pun bisa dilakukan di mana saja sesuai keinginan, bisa di kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, di taman rumah, atau di tempat mana pun sesuai dengan kenyamanan masing-masing.Dan juga, bekerja dari rumah berarti para pekerja akan menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarganya. Hal itu tentu saja merupakan sesuatu yang sangat berharga, karena jika dalam keadaan normal biasanya para pekerja hanya bisa menghabiskan akhir minggu bersama keluarganya. 

 

Namun, tentu saja, selain ada dampak positif, juga ada dampak negatif. Beberapa dampak negatifnya adalah sebagai berikut: 

Pekerja menjadi lebih mudah terdistraksi karena di rumah tersedia berbagai macam hiburan. Tak hanya hiburan, tapi pekerjaan-pekerjaan rumah lainnya juga menjadi distraksi. Fokus pekerja menjadi terpecah antara menyelesaikan pekerjaan kantor dan pekerjaan rumah.

Selain itu, walaupun waktu yang dimiliki pekerja jadi lebih fleksibel, namun banyak juga para pekerja yang mengeluhkan hal-hal seperti, waktu kerja mereka bukan lagi 8 jam sehari, tapi bisa menjadi belasan jam per harinya, karena dengan work from home maka jam kerja menjadi berantakan. Banyak pekerja yang memilih bekerja di waktu istirahat dan sebaliknya, akibatnya mereka bekerja lebih dari 8 jam sehari. 

Selain itu, bagi pekerja yang lebih suka berinteraksi dengan orang lain, work from home tentu saja bisa memicu stress. Karena diam di depan laptop atau komputer selama berjam-jam tentu akan membosankan. Beberapa online meeting tidak masuk di hitungan, karena berinteraksi secara online tentu saja berbeda dengan berinteraksi secara langsung. Work from home bagi tipe pekerja yang senang bergaul bisa menimbulkan rasa kesepian. Karena dari itu dampak psikologis dari work from home juga perlu diperhatikan. 

Dengan bekerja dari rumah, akses para pekerja akan berbagai jenis makanan kecil menjadi lebih mudah. Sehingga banyak terjadi di mana selama masa pandemi orang-orang mengalami kenaikan berat badan dan bisa menuntun kepada obesitas, yang tentunya tidak baik bagi kesehatan.

 

Meskipun terdapat beberapa konsekuensi negatif, tak dapat disangkal bahwa work from home telah menjadi salah satu paradigma kerja yang sangat relevan di masa depan. Fleksibilitas kerja yang ditawarkan oleh konsep ini memungkinkan para pekerja untuk menjalankan tugas-tugasnya sesuai keinginan dan lokasi yang mereka inginkan. Selain itu, kemajuan teknologi yang signifikan juga memberikan kontribusi penting dalam mendukung efisiensi pekerjaan.

Sekolah dan Kuliah Daring

Sama seperti work from home, sekolah dan kuliah daring adalah satu dari beberapa kegiatan yang mulai dikenal sejak pandemi Covid-19 dimulai. Sudah satu tahun lebih pelajar dan mahasiswa di Indonesia menempuh proses pembelajaran secara online. Dalam rangka mendukung kegiatan belajar daring ini, pemerintah juga turun tangan dengan membagi-bagikan kuota belajar gratis bagi pelajar di seluruh Indonesia. Sebagian anak menyukai sistem belajar seperti ini, tapi banyak juga yang merasa jenuh. Sama seperti bekerja dari rumah, belajar dari rumah juga memberikan dampak baik positif maupun negatif bagi yang menjalankannya.

 

Kegiatan belajar mengajar secara daring

 

Beberapa dampak positifnya adalah, anak-anak menjadi lebih paham teknologi karena mau tidak mau mereka harus bisa mengakses berbagai portal pembelajaran online agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pun menjadi lebih bervariasi. Ketimbang hanya mendengarkan guru menjelaskan selama di kelas, di rumah anak-anak bisa mengeksplorasi materi-materi yang mereka dapatkan dengan lebih luas.

Selain itu, belajar di rumah juga lebih tenang karena dekat dan keluarga dan tidak ada faktor-faktor yang mengganggu seperti perisakan, dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya.

Namun tentu saja, kembali lagi ke faktor-faktor lain yang mendukung berjalannya kegiatan belajar daring ini dengan baik. Seperti misalnya keluarga yang harmonis, koneksi internet yang memadai, kondisi keluarga yang memungkinkan anak untuk memiliki smartphone dan laptop sendiri demi mendukung kegiatan belajarnya.

Selain itu faktor psikologis anak juga harus diperhatikan karena banyak anak yang merasa bosan dan jenuh dengan sistem pembelajaran ini, dan hal itu tak jarang memberikan dampak signifikan untuk hasil pembelajaran mereka, seperti nilai-nilai yang didapatkan dan juga fokus mereka dalam memahami materi yang didapatkan. Tak sedikit anak yang terdistraksi oleh teknologi pada perangkat mereka, sehingga bukannya belajar, anak-anak malah memilih main game atau menonton serial kesukaan mereka.

Bermain game online

Untuk negara berkembang seperti Indonesia, di mana masih banyak orang yang secara finansial maupun lokasi masih sulit untuk mendapatkan akses internet, sekolah daring bukan merupakan pilihan yang baik. Karena banyak juga kasus di mana anak-anak menjadi putus sekolah, karena tidak ada lagi kewajiban untuk datang ke sekolah setiap hari sehingga banyak dari mereka memilih untuk membantu orang tuanya bekerja.

Pemerataan akses internet bagi seluruh wilayah Indonesia sangat diharapkan agar proses pembelajaran seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia dapat berjalan dengan baik selama masa pandemi ini.

Online Shopping

Salah satu gaya hidup baru yang menjadi marak diterapkan oleh masyarakat, baik di kota besar maupun kecil, adalah berbelanja secara online, baik itu berbelanja kebutuhan pokok maupun kebutuhan tersier. Berbagai e-commerce berlomba-lomba untuk memanjakan pelanggannya dengan berbagai diskon dan promo yang menggiurkan. 

 

Kegiatan Online

 

Fenomena online shopping ini sebenarnya sudah terjadi jauh sebelum dimulainya pandemi Covid-19. Namun, selama masa pandemi Covid-19, fenomena ini terjadi semakin besar-besaran. Dilansir dari bisnis.com, Shopee mencatat kenaikan 130 persen pada kuartal kedua 2020 jika dibandingkan dengan kuartal kedua di tahun sebelumnya, dengan jumlah transaksi mencapai 260 juta transaksi dengan transaksi harian sebanyak 2,8 juta transaksi.  

Lalu, dilansir dari kontan.co.id, Shopee, sebagai menjadi e-commerce yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia pada kuartal III 2020 berdasarkan riset dari Markplus Inc. Sebanyak 77% memilih Shopee sebagai destinasi belanja online favoritnya. Lalu diikuti dengan Tokopedia sebanyak 64%, Lazada 40%, Bukalapak 32%, JD.id 27%, serta Blibli 23%. 

Demi meminimalisir bepergian keluar rumah dalam rangka berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, masyarakat lebih memilih untuk berbelanja online. Tinggal memilih barang yang diinginkan melalui layar ponsel, melakukan pembayaran, dan barang akan tiba di depan pintu rumah tanpa harus berlelah-lelah pergi ke toko untuk berbelanja. Selain itu, dengan berbelanja di e-commerce, pilihan juga menjadi lebih banyak dan beragam. 

Selain itu, dilansir dari Kompas, layanan seperti GoFood untuk segmen UMKM, di akhir 2020 mencatat kenaikan sebesar 50%. Hal ini tentunya membantu banyak pihak, mulai dari masyarakat pengguna GoFood yang bisa memilih lebih banyak pilihan makanan, dan juga dari pihak UMKM yang mendapatkan kesempatan untuk Go Digital. 

Fenomena belanja online ini tidak akan lekang bahkan jika masa pandemi Covid-19 sudah usai sekalipun. Karena banyak pihak yang terbantu dengan fenomena ini. Pembeli bisa membeli barang di mana pun tidak terbatas oleh jarak, dan dapat memilih berbagai pilihan produk dan berbagai range harga. Selain itu, dengan bantuan e-commerce, para penjual bisa mempromosikan barangnya dengan lebih luas. 

Fenomena-fenomena digital yang muncul di masa pandemi Covid-19 ini telah membantu masyarakat dalam menjalankan berbagai kegiatannya tanpa terbatas jarak dan waktu, walaupun ada beberapa dampak negatifnya, tapi tetap saja dunia digital merupakan penolong terbesar bagi masyarakat selama masa pandemi ini.

Nikmati manfaat Layanan PREMIUM Choosers Club sekarang! Rasakan kenyamanan menemukan paket internet yang sempurna hanya dengan beberapa langkah mudah. Ayo hubungi kami melalui WhatsApp dan dapatkan penawaran paket internet terbaik yang cocok untuk Anda!

Ingin mengaktifkan internet?
Situs kami mengumpulkan informasi mengenai paket-paket internet dari berbagai provider. Pilih tipe internet yang Anda butuhkan (internet seluler, internet rumah, dan lain-lain), pilih kota Anda, dan dengan bantuan filter pilihlah paket internet terbaik sesuai kebutuhan Anda:

 

   

 

Yulan Cahya
Komentar
Admin Choosers Club
Berikut adalah tips agar tidak teralihkan oleh media sosial saat belajar online ala Choosers Club: 1. Buat jadwal belajar yang teratur 2. Matikan pemberitahuan media sosial 3. Buat area belajar yang bebas dari godaan 4. Gunakan aplikasi atau ekstensi pengatur waktu 5. Temukan metode belajar yang membuat kamu tetap fokus. Misalnya, gunakan metode pomodoro (pembagian waktu belajar dan istirahat) atau bergabung dengan kelompok studi online. 5. Cari alternatif lain untuk menghilangkan keinginan membuka media sosial, seperti jalan-jalan singkat, stretching atau mendengarkan musik yang menenangkan. Tapi perlu diingat ya, bahwa mengendalikan godaan media sosial saat belajar membutuhkan disiplin diri dan ketekunan. Semoga tips tersebut membantu!
Bahtiyar Arifin
Pling ssh klu bljr online..Suka g sadar scroll ig, tiktok..Bagi tips kak spya g gmpng terdistarct 😫
Pre-order
Success message
Nama *
Phone *
Add to Shopping Cart
Go to cart
callback
message
Nama *
Phone *